Kamis, 28 Februari 2013

Kehidupan Setelah Mati


1. Alam Kubur
Apakah kalian takut dengan kuburan? Kuburan itu sebenarnya apa? Lalu, bagaimana orang dapat hidup di dalam kubur?
Buat apa kalian takut dengan kuburan? Kuburan itu tempat di makamkannya orang meninggal. Orang yang sudah meninggal tentu tidak dapat mengganggu orang yang masih hidup. Kalau seseorang takut kepada orang yang meninggal, maka ia akan senang dan mengganggunya agar ia lebih kuat.
Alam kubur adalah alam yang menjadi awal tempat hidup menusia setelah kematiannya. Disana, manusia akan hidup dengan tubuh yang sesuai dengan alamnya. Di dalam kubur ini, manusia akan mulai memetik hasil berbuatannya selama di dunia. Apabila selama di dunia, ia termasuk orang yang shaleh maka di alam kubur ia akan hidup dengan senang. Sedangkan apabila selama di dunia termasuk orang yang jahat, ia akan sengsara.
“Kubur merupakan tahap pertama dari kehidupan akhirat. Maka apabila seseorang selamat dari siksa kubur, maka tahap kehidupan berikutnya akan lebih mudah baginya. Apabila ia tidak selamat dari siksa kubur, maka kehidupan berikutnya akan lebih berat baginya. Demi Allah, aku sama sekali tidak melihat pemandangan yang lebih mengerikan ketimbang pemandangan di alam kubur.”
(HR. Ahmad dari Utsman r.a.)

2. Seluruh manusia dikumpulkan di satu tempat (Mahsyar) dan diperiksa satu per satu
“Sesungguhnya, Allah pada hari kiamat akan mengumpulkan orang-orang pertama hingga orang-orang yang terakhir disuatu lapang, lalu berdialog langsung dengan mereka dan semua orang melihat siapa yang diajak bicara. Dan saat itu matahari didekatkan kepada mereka.”
(HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)
Bayangkan betapa sibuk dan kacaunya keadaan di Padang Mahsyar. Bermilyar-milyar manusia sejak Nabi Adam hingga yang terakhir nanti berkumpul disatu tempat terbuka.
Pada hari itu, tidak ada satu perbuatanpun yang dapat disembunyikan dan tidak ada satu perbuatanpun yang terlupakan. Semua orangingat segala hal yang pernah dialami dan dilakukan selama di dunia, benar ataupun salah.
Orang-orang yang ber-Tuhan kan selain Allah (musyrik) akan langsung digiring ke nereka bersama tuhan-tuhan yang mereka sembah. Adapun orang-orang yang bertuhankan Allah (mukmin) akan menghadapi perhitungan amal berikutnya.

3. Pemeriksaan amal dimulai dari shalat
Di dunia, sholat merupakan tiang agama. Di akhrat sholat merupakan perbuatan yang pertama kali diperiksa, apabila shalatnya baik berarti amal perbuatan yang lain pasti baik.
“Sesungguhnya, perbuatan yang pertama kali diperhitungkan bagi setiap hamba Muslim pada hari kiamat adalah shalat fardhu. Apabila ia melaksanakan sholat dengan sempurna, (maka sempurnalah seluruh amalnya). Dan apabila shalat fardhunya tidak sempurna, maka dikatakan (kepada malaikat), ‘Lihatlah, apakah ia memiliki pahala sholat sunnah?’ Apabila ia memiliki pahala dholat sunnah, maka kekuraga sholat fardhunya disempurnakan dengan pahala sholat sunnahnya. Kemudian, hal yang demikian itu diberlakukan untuk amalan-amalan fardhu lainnya.” (HR. Ahmad, At-Turmudzi, dan lainnya dari Abu Hurairah)

4. Kejahatan kepada orang lain yang tidak diselesaikan di dunia akan diselesaikan di akhirat
Barangsiapa pernah melakukan kezaliman kepada harga diri saudaranya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia menyelesaikannya hari ini sebelum tidak ada lagi dinar dan dirham, apabila ia memiliki amal shaleh, maka akan diambil darinya sebatas penganiayaannya (lalu diserahkan kepada orang yang pernah dizaliminnya), dan apabila ia tidak memiliki amal shaleh, maka diambilah kejahatan saudaranya itu dan diberikan kepadanya.”
(HR. Al-Bukhori dari Abu Hurairah r.a.)

5. Catatan amal, timbangan amal, dan jembatan shirath
Perhitungan terhadap amal manusia selain dilakukan dengan cara berdialog dalam pemeriksaan langsung satu per satu, dilakukan juga dengan beberapa cara yang lain, yaitu penyerahan buku catatan amal, penimbangan amal, dan melewati jembatan penyebrangan (shirath). Dalam ketiga cara pemeriksaan ini, Rasulullah Saw. Tidak diberikan hak untuk memberikan syafaatnya, termasuk kepada keluarga beliau.

6. Syafaat
Syafaat artinya bantuan untuk meringankan beban penderitaan. Kalau di akhirat, berarti meringankan beban penderitaan siksa neraka. Rasulullah Saw diberi hak untuk memberi syafaat  kepada umatnya, tapi melalui beberapa tahap. Pertama tahap perhitungan amal, orang mukmin diserahkan kepada beliau untuk dihantarkan ke surge. Kedua, jembatan penyebrangan, beliau mengangkat orang mukmin yang tergelincir ke neraka untuk kemudian beliau antarkan ke surga.

Diantara orang-orang yang paling berhak mendapatkan syafaat beliau adalah orang yang mengucapkan “la ilaha illallah” dengan tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar