1. Alam Kubur
Apakah
kalian takut dengan kuburan? Kuburan itu sebenarnya apa? Lalu, bagaimana orang
dapat hidup di dalam kubur?
Buat apa
kalian takut dengan kuburan? Kuburan itu tempat di makamkannya orang meninggal.
Orang yang sudah meninggal tentu tidak dapat mengganggu orang yang masih hidup.
Kalau seseorang takut kepada orang yang meninggal, maka ia akan senang dan
mengganggunya agar ia lebih kuat.
Alam
kubur adalah alam yang menjadi awal tempat hidup menusia setelah kematiannya. Disana,
manusia akan hidup dengan tubuh yang sesuai dengan alamnya. Di dalam kubur ini,
manusia akan mulai memetik hasil berbuatannya selama di dunia. Apabila selama
di dunia, ia termasuk orang yang shaleh maka di alam kubur ia akan hidup dengan
senang. Sedangkan apabila selama di dunia termasuk orang yang jahat, ia akan
sengsara.
“Kubur
merupakan tahap pertama dari kehidupan akhirat. Maka apabila seseorang selamat
dari siksa kubur, maka tahap kehidupan berikutnya akan lebih mudah baginya.
Apabila ia tidak selamat dari siksa kubur, maka kehidupan berikutnya akan lebih
berat baginya. Demi Allah, aku sama sekali tidak melihat pemandangan yang lebih
mengerikan ketimbang pemandangan di alam kubur.”
(HR. Ahmad dari Utsman r.a.)
2. Seluruh manusia dikumpulkan di satu tempat
(Mahsyar) dan diperiksa satu per satu
“Sesungguhnya,
Allah pada hari kiamat akan mengumpulkan orang-orang pertama hingga orang-orang
yang terakhir disuatu lapang, lalu berdialog langsung dengan mereka dan semua
orang melihat siapa yang diajak bicara. Dan saat itu matahari didekatkan kepada
mereka.”
(HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)
Bayangkan
betapa sibuk dan kacaunya keadaan di Padang Mahsyar. Bermilyar-milyar manusia
sejak Nabi Adam hingga yang terakhir nanti berkumpul disatu tempat terbuka.
Pada hari itu, tidak ada satu perbuatanpun
yang dapat disembunyikan dan tidak ada satu perbuatanpun yang terlupakan. Semua
orangingat segala hal yang pernah dialami dan dilakukan selama di dunia, benar
ataupun salah.
Orang-orang
yang ber-Tuhan kan selain Allah (musyrik) akan langsung digiring ke nereka
bersama tuhan-tuhan yang mereka sembah. Adapun orang-orang yang bertuhankan
Allah (mukmin) akan menghadapi perhitungan amal berikutnya.
3. Pemeriksaan amal dimulai dari shalat
Di dunia,
sholat merupakan tiang agama. Di akhrat sholat merupakan perbuatan yang pertama
kali diperiksa, apabila shalatnya baik berarti amal perbuatan yang lain pasti
baik.
“Sesungguhnya,
perbuatan yang pertama kali diperhitungkan bagi setiap hamba Muslim pada hari
kiamat adalah shalat fardhu. Apabila ia melaksanakan sholat dengan sempurna,
(maka sempurnalah seluruh amalnya). Dan apabila shalat fardhunya tidak
sempurna, maka dikatakan (kepada malaikat), ‘Lihatlah, apakah ia memiliki
pahala sholat sunnah?’ Apabila ia memiliki pahala dholat sunnah, maka kekuraga
sholat fardhunya disempurnakan dengan pahala sholat sunnahnya. Kemudian, hal
yang demikian itu diberlakukan untuk amalan-amalan fardhu lainnya.” (HR. Ahmad,
At-Turmudzi, dan lainnya dari Abu Hurairah)
4. Kejahatan kepada orang lain yang tidak
diselesaikan di dunia akan diselesaikan di akhirat
Barangsiapa
pernah melakukan kezaliman kepada harga diri saudaranya atau sesuatu yang lain,
maka hendaklah ia menyelesaikannya hari ini sebelum tidak ada lagi dinar dan
dirham, apabila ia memiliki amal shaleh, maka akan diambil darinya sebatas
penganiayaannya (lalu diserahkan kepada orang yang pernah dizaliminnya), dan
apabila ia tidak memiliki amal shaleh, maka diambilah kejahatan saudaranya itu
dan diberikan kepadanya.”
(HR. Al-Bukhori dari Abu Hurairah r.a.)
5. Catatan amal, timbangan amal, dan jembatan
shirath
Perhitungan
terhadap amal manusia selain dilakukan dengan cara berdialog dalam pemeriksaan
langsung satu per satu, dilakukan juga dengan beberapa cara yang lain, yaitu
penyerahan buku catatan amal, penimbangan amal, dan melewati jembatan
penyebrangan (shirath). Dalam ketiga cara pemeriksaan ini, Rasulullah Saw.
Tidak diberikan hak untuk memberikan syafaatnya, termasuk kepada keluarga
beliau.
6. Syafaat
Syafaat
artinya bantuan untuk meringankan beban penderitaan. Kalau di akhirat, berarti
meringankan beban penderitaan siksa neraka. Rasulullah Saw diberi hak untuk
memberi syafaat kepada umatnya, tapi
melalui beberapa tahap. Pertama tahap perhitungan amal, orang mukmin diserahkan
kepada beliau untuk dihantarkan ke surge. Kedua, jembatan penyebrangan, beliau
mengangkat orang mukmin yang tergelincir ke neraka untuk kemudian beliau
antarkan ke surga.
Diantara
orang-orang yang paling berhak mendapatkan syafaat beliau adalah orang yang
mengucapkan “la ilaha illallah” dengan tulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar